Ajak Siswa Melek Literasi Keuangan
Tingkat literasi keuangan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan, masih tergolong rendah. Melihat kondisi ini, lima dosen dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah berinovasi dengan menciptakan papan permainan edukasi keuangan yang diberi nama “Tata Harta.” Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang pentingnya literasi keuangan sejak dini.
Tim Penggagas “Tata Harta”
Kelima dosen yang terlibat dalam proyek ini adalah Rabendra Yudistira, Putri Dwitasari, Nurina Orta Darmawati, Nugrahardi Ramadhani, dan Didit Prasetyo, yang merupakan dosen di Departemen Desain Komunikasi Visual (DKV) ITS. Bersama dengan mahasiswa yang terlibat dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pengabdian Masyarakat, mereka aktif mensosialisasikan permainan ini kepada masyarakat, khususnya siswa di pedesaan.
Mengapa Fokus pada Siswa Pedesaan?
Rabendra Yudistira menjelaskan bahwa mereka memilih siswa dari Sekolah Menengah Atas (SMA) di pedesaan karena akses informasi yang terbatas. “Siswa di daerah pedesaan memiliki kanal pemberitahuan yang lebih terbatas,” ujarnya. Dengan demikian, permainan edukasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
Pentingnya Literasi Keuangan
Literasi keuangan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai keterampilan keuangan, termasuk pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan masa depan. Kurangnya literasi keuangan dapat menyebabkan berbagai masalah sosial dan ekonomi, seperti kesulitan dalam mengelola utang, pengeluaran yang tidak terkendali, hingga masalah yang lebih serius seperti bunuh diri, perceraian, dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
Dampak Negatif dari Rendahnya Literasi Keuangan
Rabendra mengungkapkan keprihatinannya terhadap masalah sosial yang muncul akibat rendahnya literasi keuangan. Banyak keluarga yang mengalami tekanan akibat masalah keuangan, yang bisa berujung pada tindakan ekstrem. Dengan meningkatkan literasi keuangan, diharapkan siswa dan masyarakat dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan finansial.
Permainan “Tata Harta” sebagai Solusi
Permainan “Tata Harta” dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan interaktif. Melalui permainan ini, siswa diajarkan tentang pengelolaan keuangan, pentingnya menabung, dan cara membuat anggaran. Dengan pendekatan yang menyenangkan, diharapkan siswa lebih mudah memahami konsep-konsep keuangan yang seringkali dianggap rumit.
Inisiatif yang dilakukan oleh dosen ITS dan mahasiswa KKN ini merupakan langkah penting untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia, terutama di daerah pedesaan. Dengan mengajak siswa melek literasi keuangan melalui permainan edukasi “Tata Harta,” diharapkan mereka dapat mengatasi tantangan finansial di masa depan. Masyarakat yang lebih melek finansial akan berkontribusi pada stabilitas ekonomi yang lebih baik, serta mengurangi risiko masalah sosial yang disebabkan oleh ketidakpahaman dalam pengelolaan keuangan.
Pembuatan Permainan
Rabendra bareng tim sukses menghasilkan permainan tersebut berkat pemberian dari Pusat Studi Sustainable Development Goals (SDGs) ITS. Pembuatan permainan tersebut tidaklah asal pilih melainkan ditangani riset apalagi dahulu.
Tim menghimpun data tentang konten apa saja yang sanggup diajarkan dalam permainan edukasi keuangan. Kemudian, dibuatlah hukum main permainan.
Setelah itu, tim mendesain desain dari setiap kartu untuk memukau perhatian siswa bermain. Alhasil, Tata Harta pun memiliki warna yang beragam.
“Hingga kesudahannya kami mendatangi SMKN 1 Mojokerto untuk mengimplementasikan permainan tersebut,” tuturnya.
Aturan Main Tata Harta ke para siswa
Lebih lanjut, ia menerangkan hukum main dari Tata Harta ini. Menurutnya, permainan tersebut cukup seakan-akan dengan proses berinvestasi.
Di awal, para pemain akan diberi modal permulaan yang hendak mereka kelola di beberapa babak. Di tiap babaknya, akan ada pergeseran harga saham, emas sampai deposito.
Dari sana, pemain akan dituntut menyusun seni administrasi untuk berbelanja atau memasarkan aset yang dimiliki. Adapun pemenang dari permainan Tata Harta ini tidak diputuskan oleh banyaknya aset yang dimiliki melainkan poin.
Poin diperoleh pemain di saat mereka sukses menabung untuk impian, mengerjakan donasi, dan membelanjakan kebahagiaan.
Baca artikel terpercaya disini : wikipedia
Rabendra berharap ada keberlanjutan atau hal yang sanggup dipetik siswa sehabis memainkan Tata Harta. Dengan begitu, fungsi dari Tata Harta lebih dari sekadar permainan tetapi juga pembelajaran.
“Semoga konten-kontennya sanggup terus dikembangkan untuk mengembangkan wawasan tentang keuangan,” tuturnya.