Home / Berita / Kata Wamen Dikdasmen Atip Latipulhayat Soal Cobaan Nasional

Kata Wamen Dikdasmen Atip Latipulhayat Soal Cobaan Nasional

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Wamen Dikdasmen) Profesor Atip Latipulhayat ketika berkunjung ke Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Tasikmalaya.
 

Tasikmalaya

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI (Wamen Dikdasmen) Profesor Atip Latipulhayat menyebut saat ini tengah menganalisa tahapan cobaan nasional di pendidikan dasar dan menengah.

Hal itu diungkapkan Atip saat kunjungan kerja (kunker) ke Tasikmalaya pada Jumat (1/11/2024). Persoalan UN sendiri saat ini mengemuka menyusul menteri kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran dilantik.

“Itu sedang kita kaji, jadi kalian akan evaluasi. Setiap metode kan memiliki kesesuaian dengan jamannya, ada tuntutan-tuntutan perubahan, nah kalian kaji, mana yg lebih sesuai. Itu kan gotong royong metode, bukan tujuan dari pada UN atau pun yang lainnya,” kata Atip.

 

Baca juga: wikipedia

 

Namun demikian beliau mengatakan proses penilaian itu mulai dilaksanakan secara cermat. Hal-hal positif tetap mulai dipertahankan.

“Jadi kita kaji metodenya kan, kalau ternyata kemudian buat meraih ini mesti diperbaiki, maka mesti diperbaiki. Prinsipnya yang lama, yg bagus kami pelihara, namun kita juga mulai senantiasa mencari yg gres yang lebih baik,” kata Atip.

 

Nostalgia Atip di Tasikmalaya

Kota Tasikmalaya yaitu kampung halaman Atip, dalam rangkaian aktivitas kunkernya beliau menyambangi dua sekolah kawasan beliau menimba pendidikan dasar, yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Kota Tasikmalaya dan Sekolah Menengan Atas Negeri 2 Kota Tasikmalaya.

Kedatangan Atip disambut hangat oleh keluarga besar kedua sekolah tersebut. Atip juga membagikan kenangannya pergi ke sekolah di permulaan dekade 70-an, tanpa mengenakan bantalan kaki alias nyeker.

“Saya lalu itu tak tahu SMP-SMP di (Kota) Tasikmalaya itu, alasannya aku dari kampung, di Sukarindik (Kecamatan Indihiang). Saya sekolah tidak pernah memakai bantalan kaki, jangankan sepatu, sandal juga tidak. Saya ingat masuk SD itu tahun 1972 dan Sekolah Menengah Pertama tahun 1977,” terang Atip di SMPN 4 Tasikmalaya.

Dia mengaku sengaja buat bernostalgia di sekolah kawasan beliau lalu menghabiskan masa kecil.

“Jadi aku ingin nostalgia dengan Sekolah Menengah Pertama dan lapangan ini. Sangat berbekas, jadi aku terharu sekali sebetulnya, begitu melalui jembatan yang tak berganti dari dulu. Hanya ruangan-ruangan yang berubah,” terang Atip di hadapan para guru, sobat seangkatan dan semua pelajar di sekolah itu.

Dia juga berkali-kali menampilkan motivasi terhadap siswa dan sempat mengenang momen ketika beliau menjalani seleksi masuk Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Tasikmalaya, dalam keadaan tidak sehat alasannya sedang bisul.

 

Baca juga: Tokoh Penggagas Hari Santri Nasional Yg Diperingati 22 Oktober

 

“Jelek-jelek gini juga bintang pelajar se-Kecamatan Indihiang, lalu. Itu pun aku nyaris tak jadi sekolah di sini. Kenapa? Karena saya testing di ruangan sana, waktu itu testing menderita, alasannya lagi bisul,” ujar Atip.

Dia menyampaikan kondisi pendidikan di Tasikmalaya mengalami banyak perbaikan yang signifikan. Namun demikian diakuinya masih ada hal-hal yg perlu dibenahi.

“Saya menyaksikan pertumbuhan yg hebat ya daripada 40 tahun dahulu. Ini mengambarkan bahwa mutu pendidikan kita banyak terus berubah. Meski demikian, kan kita mesti mengembangkan mutu gurunya, pembelajarannya agar kami meraih kesetaraan dengan negara negara yang sudah maju,” kata Atip.

Dia juga menyebut soal amanat Kepala Negara Prabowo buat kenaikan mutu pembelajaran di tingkat dasar.

“Makanya pemerintah di kurun Pak Prabowo ini sungguh menekankan sekali soal pendidikan, makanya ada dua quick win istilahnya yang mesti direalisiasikan, antara lain soal mutu pembelajaran terkait dengan sains tech. Kemudian literasi, kemudian juga sekolah-sekolah unggal dan pastinya dengan kemakmuran guru,” papar Atip.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *