
Jakarta –
Mantan Menteri Keuangan RI ke-28, Chatib Basri, menyinari aneka macam kendala fundamental yang masih menghalangi iklim jerih payah di Indonesia. Diantaranya merupakan pergantian regulasi maupun pungutan liar.
Chatib menyampaikan pelaku bisnis bergotong-royong tidak memerlukan santunan atau insentif berlebihan dari pemerintah, melainkan cukup diberikan kepastian dan ruang gerak yang stabil, sehingga pelaku bisnis dapat konsentrasi melakukan bisnisnya.
“Isu terbesar di dalam bisnis, ini Pak CT (Chairul Tanjung) ada di sini, sebenarnya bisnis itu nggak minta santunan apa-apa. Yang terpenting beliau tidak diusik aja,” kata Chatib dalam program The Yudhoyono Institute ‘Dinamika dan Perkembangan Dunia Terkini: Geopolitik, Keamanan dan Ekonomi Global’ diBallroom Grand Sahid Jaya, Minggu (13/4/2025).
Baca juga: Google Dikabarkan PHK Ratusan Pegawai di Tiga Divisi |
Chatib juga menyinari tingginya ketidakpastian dalam birokrasi dan regulasi selaku sumber utama kegalauan pelaku usaha. Sehingga dikehendaki adanya kesungguhan dalam memperbaiki keadaan tersebut.
Ia mengatakan, mulai dari perbaikan iklim jerih payah tersebut yakni dengan menyediakan kepastian aturan dan regulasi yang konsisten. Hal ini guna mendukung perkembangan ekonomi Indonesia.
“Jadi yang mesti dijalankan yakni bagaimana menyediakan kepastian, bagaimana menyediakan peraturan yang konsisten,” katanya
“Uang di Indonesia tidak masalah, namun kendala dapat jadi uang. Itu sebabnya, maka deregulasi menjadi penting. Jika kita dapat melaksanakan deregulasi dengan memotong ekonomi ongkos tinggi, maka itu penurunan imbas dari cost production akan jadi sungguh significant,” tambahannya.
Chatib menambahkan, iklim bisnis Indonesia pernah dalam keadaan yang manis pada masa 1980, di mana ekspor non-migas Indonesia dapat berkembang 20-26%. Hal ini karena pemerintah Indonesia pada waktu itu melaksanakan devaluasi dan deregulasi.
Ia pun mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang memerintah terhadap para Menterinya untuk melaksanakan deregulasi. Hal ini penting bagi iklim Indonesia.
“Dimulai dengan kuota, dengan TKDN, dengan aneka macam langkah yang saya kira akan sungguh menolong,” katanya.
bisnis indonesiachatib basriregulasi bisniskepastian hukumderegulasi